CARI DI SINI

Sabtu, 02 Juni 2012

Gubah Tua

Masagus Haji Akib
Wafat pada hari Jum'at
Tanggal 25 Zulqaidah
1318










Jumat, 05 Desember 2008

Rumah Tradisional Palembang

pernikahan tradisional palembang

pernikahan 1958
ngarak
suap-suapan

Kamis, 19 Juni 2008

Koin Kuno


Rabu, 09 Januari 2008

Batu bersurat kedukan bukit

Svasti cri
cakavarsatita 605 ekadaci
cuklapaksa vulan vaicakha daputa
hyang nayik di samvau mangalap
siddhayatra
di saptami cuklapaksa
vulan jyestha dapunta hyang marlapas
dari minana Tamvar (Kamvar)
mamava yang vala dua laksa
ko dua ratus cara di samvau
dangan jalan sarivu tlu ratus sapulu dua vanakna
datang di matada (nau) sukhacitta
di pancami cuklapaksa vulan asada
laghu mudita datang
marvuat vanua ... Crivijaya
jaya siddhayatra subhika ...


Selamat bahagia
pada tahun saka 605 hari kesebelas
dari bulan terang bulan waisaka daputa
baginda naik perahu mencari
rezeki
pada hari ketujuh bulan terang
bulan jyesta dapunta baginda berlepas
dari muara Kampar
membawa askar dua laksa
dua ratus orang di perahu
yang berjalan seribu tiga ratus dua belas banyaknya
datang di matada dengan suka cita
pada hari kelima bulan terang bulan asada
dengan lega datangmembuat negeri ... Seriwijaya
yang berjaya, yang bahagia, yang makmur

Mesjid Sultan

mesjid ini dulunya mesjid para sultan palembang, sekarang berubah wajah tapi tetap agung dan penuh karisma

Senin, 17 Desember 2007

Jembatan Musi



Orang menyebutnya Jembatan Ampera, tapi aku lebih suka menyebutnya Jembatan Musi, karena ia membentang di kedua tepian Musi, tepi selatan biasa disebut Ulu atau Seberang Ulu dan tepi utara di sebut Ilir atau Seberang Ilir. Sungai Musi adalah induk dari sembilan sungai yang biasa disebut Batanghari Sembilan.

"dan aku berdiri disini...diantara dua tiang menjulang....diatas aliran musi, yang tetesnya dari jauh di ulu sana dari tebing-tebing bukit barisan dari punggung dempo yang agung...yang melewati ogan, komering, enim, rawas dan sungai-sungai kecil lainnya.... yang menghidupi kami dari dulu kala...saat dapunta hyang melayarinya dengan armada.....yang menghidupi kami dengan putak dan belida....tempat kami berenang dan bercanda, menghanyutkan diri dengan batang pisang didada....jaya wikrama, jaya-jayalah...."